INVEST DI MARKET US (AMERIKA SYARIKAT)
-
1987 : Black Monday ➝ Pasaran saham global jatuh teruk dalam sehari (Dow Jones -22.6% sehari).
-
1984 - 1989 : Perang Dingin (Cold War) - US vs USSR (Russia)
-
1990 : Perang Teluk (Gulf War) ➝ Iraq serang Kuwait, harga minyak melambung
-
1997 : Krisis Kewangan Asia ➝ Bermula di Thailand, merebak ke Malaysia, Korea, Indonesia. Mata wang jatuh teruk.
-
1998 : Krisis Rusia ➝ Rusia gagal bayar hutang kerajaan, pasaran global gegar.
2000 – 2002 : Dot-com bubble burst ➝ Saham teknologi jatuh teruk.
-
2001 : Serangan 9/11 (World Trade Center, New York) ➝ Pasaran saham US ditutup beberapa hari, keyakinan pelabur merudum.
-
2003 : Perang Iraq ➝ Minyak naik, ketidaktentuan global.
-
2008 : Krisis Subprime / Global Financial Crisis (GFC) ➝ Bank-bank US runtuh (Lehman Brothers muflis), pasaran dunia jatuh (Dow Jones -33%). Antara krisis terburuk sejak 1930-an.
2010 : Krisis Hutang Eropah (Euro Debt Crisis) ➝ Greece, Portugal, Spain hampir muflis. Kesatuan Eropah goyah.
-
2014 - 2016 : Kejatuhan harga minyak dunia ➝ Brent jatuh dari USD 100 → USD 30, jejaskan ekonomi O&G.
-
2018 : Perang Perdagangan US – China ➝ Trump vs China, tarif import, pasaran jadi volatile.
-
2020 : COVID-19 Pandemic ➝ Pasaran jatuh teruk Q1 (Dow Jones -37% dalam masa singkat)
-
2022 : Perang Rusia – Ukraine ➝ Krisis makanan, tenaga & inflasi global.
-
2022 – 2023 : Inflasi Global & Kenaikan Kadar Faedah Fed ➝ Federal Reserve naikkan interest rate paling agresif sejak 1980-an.
-
Selepas setiap krisis besar, pasaran US ambil masa beberapa tahun sahaja untuk recover dan kembali mencatat rekod tertinggi baru.
“Pasaran US sudah lalui lebih 100 tahun sejarah, dan setiap krisis hanyalah sementara. Apa yang kekal? Pulangan jangka panjang yang konsisten.”
-
Long-term investor yang tidak jual ketika panik tetap menikmati pulangan sekitar 9–11% setahun.
-
Inilah bukti “time in the market beats timing the market.”
No comments:
Post a Comment